PENGARUH PENGGUNAAN BONGGOL JAGUNG SEBAGAI SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON NORMAL --

ABSTRAK
Dalam beberapa tahun terakhir inovasi dan rancangan bahan pembentuk
beton semakin banyak dan beragam. Limbah abu bonggol jagung dengan kadar
kandungan Silika Oksida SiO mencapai 66,38 %, membuat bahan tersebut berpotensi
untuk dimanfaatkan sebagai bahan penyusun dari beton. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penambahan abu bonggol jagung terhadap kuat tekan
dan kuat lentur beton. Beton dengan mutu f’c 20,75 Mpa dengan perbandingan
limbah abu bonggol jagung sebanyak 0%, 2%, 3%, 4%, dan 5% dari berat agregat
halus. Pengujian kuat tekan dilakukan dengan umur 14, 21 dan 28 hari, sedangkan
pada pengujian kuat lentur dilakukan pada umur 28 hari. Hasil dari penelitian ini
tidak menghasilkan nilai optimum pada kuat tekan dan kuat lentur beton, tetapi dari
variasi 2% sampai 5% abu bonggol jagung yang ditambahkan didapatkan nilai rata-
rata kuat tekan beton tertinggi pada variasi 2%, dengan hasil kuat tekan beton pada
umur 14, 21 dan 28 hari sebesar 13.827 Mpa, 15.954 Mpa dan 17.549 Mpa, hasil
tersebut mengalami penuruan sebesar 33.365%, 23.114% dan 15.425% dari kuat
tekan yang direncanakan, sedangkan nilai kuat lentur tertinggi pada varisi 2% pada
umur 28 hari 3.321 Mpa. Dari hasil penelitian kuat tekan beton ini masih belum
mencapai kuat tekan yang direncanakan yaitu 20,75 Mpa pada umur 28 hari.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan abu bonggol jagung
menyebabkan penurunan pada kuat tekan dan kuat lentur beton.
Kata Kunci : Beton Normal, Abu Bonggol Jagung, Kuat Tekan, Kuat Lentur
ABSTRACT
In recent years, innovations and designs of concrete forming materials have
become more numerous and diverse. Corncob ash waste with Silica Oxide SiO
content reaching 66.38%, makes the material has the potential to be utilized as a
constituent material of concrete. This research aims to determine the effect of
corncob ash addition on the compressive strength and flexural strength of concrete.
Concrete with a quality of f'c 20.75 Mpa with a ratio of corncob ash waste of 0%,
2%, 3%, 4%, and 5% of the weight of fine aggregate. The compressive strength test
was conducted at the age of 14, 21 and 28 days, while the flexural strength test was
conducted at the age of 28 days. The results of this study did not produce an optimum
value for the compressive strength and flexural strength of concrete, but from the
variation of 2% to 5% of corncob ash added, the highest average value of concrete
compressive strength was obtained in the 2% variation, with the results of concrete
compressive strength at the age of 14, 21 and 28 days of 13.827 Mpa, 15.954 Mpa
and 17.549 Mpa, these results decreased by 33.365%, 23.114% and 15.425% from
the planned compressive strength, while the highest flexural strength value in the 2%
variation at the age of 28 days was 3.321 Mpa. From the research results, the
compressive strength of this concrete still did not reach the planned compressive
strength of 20.75 Mpa at the age of 28 days. Based on these results it can be seen
that the use of corncob ash causes a decrease in the compressive strength and
flexural strength of concrete.
Keywords : Normal Concrete, Corn Cob Ash, Compressive Strength, Flexural
Strength